Hello, April! You give me more luck this time...
.........
Kulayangkan tatapan ke angkasa luas. Beberapa bintang tampak menjentikkan kerlipnya yang terakhir sebelum undur diri. Bertukar giliran dengan matahari. Ujung timur sudah mulai muncul seberkas cahaya, pertanda terang telah datang.
Samar, telingaku menangkap suara bisik-bisik. Kutolehkan kepala ke kiri. Mendapati Cika dan Cike khusuk memandangi telur yang masih utuh dalam genggaman seraya bergumam,” harapan... harapan...”
Untuk membaca versi lengkap cerpen ini silahkan kunjungi website Analisa di http://harian.analisadaily.com/cerpen-rebana/news/telur-paskah-siosar/230542/2016/04/17
Sampai jumpa di cerpen berikutnya!
Well, kali ini sebuah cerpen lagi dan (lagi-lagi) di Harian Analisa. Sebenarnya saya inginnya ini cerpen terbit tepat pada edisi paskah. Tapi apalah mau dikata, keinginan itu tidak dapat terwujud karena sikap saya sendiri. Gimana mau dimuat tepat pada timing-nya kalau dikirim ke redaksi hanya beberapa hari menjelang paskah. Pastilah tak dimuat karena harus masuk antrian dan meski cerpen ini saya tulis sesuai dengan momennya, tentu banyak yang harus dipertimbangkan redaksi untuk memuatnya.Yeah, keberhasilan itu ditentukan oleh sikap kita sendiri memang tepat adanya.
Tapi tak apalah, karena terbitnya masih dalam bulan paskah dan auranya masih cukup kental. By the way, saya sangat suka dengan ilustrasi yang dibuat oleh Renjaya Siahaan. Karya-karyanya masterpiece, membuat saya iri karena tak bisa melukis, sekaligus termotivasi untuk terus menulis cerpen karena rasanya keren aja dibuatkan ilustrasi yang bagus untuk melengkapi cerpen-cerpen saya (dan penulis lain, pastinya). Karyanya yang lain bisa dilihat di akun instagram pribadinya di @renjaya_art_siahaan. Lihatlah ilustrasi untuk 'Telur Paskah Siosar' di bawah ini. Nice work.
![]() | |
Ilustrasi Oleh Renjaya Siahaan |
Kulayangkan tatapan ke angkasa luas. Beberapa bintang tampak menjentikkan kerlipnya yang terakhir sebelum undur diri. Bertukar giliran dengan matahari. Ujung timur sudah mulai muncul seberkas cahaya, pertanda terang telah datang.
Samar, telingaku menangkap suara bisik-bisik. Kutolehkan kepala ke kiri. Mendapati Cika dan Cike khusuk memandangi telur yang masih utuh dalam genggaman seraya bergumam,” harapan... harapan...”
Untuk membaca versi lengkap cerpen ini silahkan kunjungi website Analisa di http://harian.analisadaily.com/cerpen-rebana/news/telur-paskah-siosar/230542/2016/04/17
Sampai jumpa di cerpen berikutnya!