MENDAYUNG
PAGI
Oleh
Dian Nangin
Ranti
baru benar-benar terjaga ketika ayam telah berkokok entah yang ke berapa kali.
Biasanya ia selalu bangun mendahului unggas yang ia pelihara itu. Ranti terburu
menuju dapur, membuka kunci pintu belakang, lalu menyeret masuk sekarung singkong
yang baru dipanen kemarin dari sepetak kebunnya. Tak sempat ia nikmati indahnya
rembulan yang membulat sempurna di puncak pepohonan belakang rumahnya itu.
Dengan
tangan terlatih ia mulai menguliti singkong, merendamnya dalam air bersih,
mencuci periuk besar, lalu menanggar air. Di sisi lain dapur, ia menanak beras
dua cangkir terakhir dan merebus telur ayam di atas kompor minyak. Tanpa sempat
istirahat, tangannya kembali sibuk menyusun kayu bakar dalam tungku dengan hati
yang tak henti-henti merutuk kenapa bisa sampai bangun terlambat meski ia
sendiri tahu apa penyebabnya.