RUMAH
INANG
Oleh
Dian Nangin
Inang
sebenarnya ingin memprotes dengan keras anak-anak dan para menantunya yang
tengah berunding di hadapannya, namun tubuhnya yang tak berdaya hanya
duduk kaku di atas kursi roda.
Batinnya bergemuruh mendengar hal yang sungguh tak ia inginkan; mereka sepakat
untuk menitipkannya ke panti jompo. Kesepakatan lainnya adalah menjual rumah
milik Inang yang kini sudah tak ada lagi yang mengurusnya, sebab nyaris dua
tahun terakhir Inang dirawat di rumah sakit karena menderita stroke.
Kedua bola mata Inang bergerak, berusaha menjangkau sebanyak mungkin pemandangan
dalam rumahnya.
Menikmatinya dalam lirih. Ia
perlahan menyusuri bagian dalam bangunan yang setidaknya telah berusia satu
abad ini.