![]() |
sumber: floressastra.com |
MAWAR UNTUK ROSSIE
Oleh Dian Nangin
Alex
mundur lagi ketika tidak melihat adanya celah untuk menyeberang. Jalanan sedang
ramai dan padat. Berjubel
kendaraan memadati
jalan raya. Bunyi klakson sahut menyahut. Bising, mempertebal rasa kesal pemuda itu.
Baru dua hari bekerja di kota ini dan ia sudah ingin menyerah.
Tak habis pikir ia
dengan ayahnya, betapa tega menempatkan Alex
di kantor cabang. Kata
sang ayah, beliau tidak ingin membeda-bedakan karyawannya dan Alex harus mengumpulkan
pengalaman dulu
setidaknya satu tahun.
Tapi, pemuda itu berpendapat lain. Ia merasa sudah sepatutnya diperlakukan istimewa
selaku putra seorang pemilik bisnis properti tersohor di ibukota, walau memang
benar ia masih lulusan kemarin sore. Sang ayah
tak peduli. Alex dikirim ke salah satu
kota di pulau Sumatera. Kota yang panas dan hingar bingar.
Alex tak suka pada kota ini dan ia kesal pada ayahnya.
Sepuluh
menit Alex menunggu dan ia masih belum mendapat kesempatan untuk menyeberang
jalan raya. Sebenarnya, lampu lalu lintas masih gagah berdiri dan jembatan
penyeberangan masih melintang di atas jalan raya. Sayang, kedua fasilitas itu
tidak berfungsi lagi. Ketiga warna lampu lalu lintas tak pernah lagi menyala,
sementara kondisi jembatan penyeberang
itu tidak memungkinkan lagi untuk digunakan. Lantainya tampak berlubang di
beberapa bagian.
Takkan ada seorang pun
yang mau ambil resiko
melintasinya. Bisa-bisa penyeberang jeblos ke bawah, jatuh ke jalanan, lalu
terlindas kendaraan.
Pemuda itu kembali mengambil
ancang-ancang. Tiba-tiba sebuah tangan mencekal lengannya. Alex menoleh kaget.....Untuk membaca lebih lanjut, silakan kunjungi link berikut http://floressastra.com/2018/11/01/mawar-untuk-rossie-cerpen-dian-nangin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar