Jumat, 18 November 2016

Mendayung Pagi [FLORES SASTRA, 14 Nopember 2016]



MENDAYUNG PAGI
Oleh Dian Nangin
       Ranti baru benar-benar terjaga ketika ayam telah berkokok entah yang ke berapa kali. Biasanya ia selalu bangun mendahului unggas yang ia pelihara itu. Ranti terburu menuju dapur, membuka kunci pintu belakang, lalu menyeret masuk sekarung singkong yang baru dipanen kemarin dari sepetak kebunnya. Tak sempat ia nikmati indahnya rembulan yang membulat sempurna di puncak pepohonan belakang rumahnya itu.
     Dengan tangan terlatih ia mulai menguliti singkong, merendamnya dalam air bersih, mencuci periuk besar, lalu menanggar air. Di sisi lain dapur, ia menanak beras dua cangkir terakhir dan merebus telur ayam di atas kompor minyak. Tanpa sempat istirahat, tangannya kembali sibuk menyusun kayu bakar dalam tungku dengan hati yang tak henti-henti merutuk kenapa bisa sampai bangun terlambat meski ia sendiri tahu apa penyebabnya.