Selasa, 26 Juni 2018

Tak Ada Jalan Pulang [Cerpen Waspada, Minggu 24 Juni 2018]

ilustrasi oleh Harian Waspada
TAK ADA JALAN PULANG
Oleh Dian Nangin 
            Angin laut yang masuk lewat jendela meniup wajahku. Aromanya yang asin menyelinap di helai-helai rambut. Kendaraan yang kutumpangi melaju menusuk jantung kampung nelayan tempatku berasal. Dua puluh tahun lebih aku telah pergi. Waktu itu aku masih berumur tujuh belas, bermodal nekat dan tekad untuk mematahkan asumsi penduduk kampung yang pesimis bahwa kami, orang-orang pesisir yang miskin ini, mustahil menaklukkan kota.
Hari ini aku datang hanya untuk memastikan keadaan seseorang. Satu-satunya sosok berharga yang kumiliki. Walau tumpukan rindu ini sungguh menuntut pertemuan, namun aku tak ingin bersua karena yakin aku tak akan mampu menatap matanya, tak akan sanggup menjawab berondongan pertanyaannya. Ia juga pasti akan melakukan berbagai upaya untuk mencegahku pergi lagi, sementara aku harus minggat secepat dan sejauh mungkin.

Senin, 04 Juni 2018

SUCCESS IS ON THE WAY

Your time is valuable
Your talents are many
and your future is bright

Beberapa waktu lalu saya membaca secara acak apa-apa saja yang pernah saya tulis di sini. Dan, salah satu yang tak luput dari mata adalah salah satu tulisan yang saya posting pertama kali di blog ini. Saya tertawa sekaligus tergugu ketika membaca apa yang ada dalam pikiran saya waktu itu, menumpahkan isi hati bahwa saya ingin menulis dan menjadi penulis terkenal suatu hari nanti. Saya tertawa karena  menyadari kepolosan sendiri seolah keinginan itu sudah di depan mata dan tinggal memetiknya saja, padahal semua tidak semudah itu. Tapi, saya juga tergugu karena benar-benar telah mengabadikan cita-cita itu.

Lalu, apakah saya sudah berhasil? Belum! Sudah berapa kali saya gagal? Sering! Tak lagi terhitung berapa kali. Saya (merasa) sudah cukup berpengalaman menelan pil pahit kegagalan.

Surat pengembalian naskah dari Penerbit Galang Press
Naskah-naskah novel yang saya kirim ke penerbit ditolak dan dikembalikan. Bahkan ada satu naskah yang hingga kini tak ada kabarnya. Entah ditolak entah bagaimana. Pihak penerbit pun tak memberi konfirmasi apa-apa, tak peduli sudah berapa kali saya mengirim email permohonan konfirmasi.

Puluhan cerpen saya pernah ditolak. Puluhan lagi sedang mengantri, menunggu nasib apakah dimuat atau tidak.