ilustrasi Analisa |
BAJU
SERAGAM
Oleh
Dian Nangin
Anggun sangat bersemangat memenuhi
kantong belanjanya dengan pylox aneka
warna. Di samping mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian, temanku sejak SMP
itu juga membuat persiapan maksimal untuk acara perpisahan—terutama untuk acara
corat-coret baju seragam seusai ujian. Ia sudah menabung selama dua bulan untuk
membeli beberapa botol cat semprot itu.
“Kamu pengen warna apa aja, Sarah?” ia
bertanya. “Aku yang beliin, deh...”
Aku mengangkat bahu. “Terserah. Lagian
aku kayaknya nggak bakal ikut. Sayang bajunya. Mending disumbangin!”
“Ayolah, Sarah! Waktu SMP juga kamu
nggak ikut acara corat-coret seragam. Alasannya juga sama. Ini terakhir kali
kita pakai seragam, lho! Lagipula seragam kamu itu udah butut, kalaupun
disumbangin, siapa yang mau menerima, coba?”