Rabu, 25 Oktober 2017

PATAH [Cerpen Harian Waspada, Minggu 22 Oktober 2017]

PATAH
Oleh Dian Nangin
Setelah berjalan bersama begitu jauh, bergandengan tangan melewati kerikil hingga batu besar yang menghadang, menapaki jalan yang tak selalu mulus, ia meminta kami berhenti tepat selangkah sebelum tiba di tujuan akhir. Tujuan akhir yang akan mengantarkan kami pada awal yang baru. Ia memilih berbalik dan pergi. Mustahil bagiku untuk melanjutkan perjalanan seorang diri, sebab perjalanan ini diperuntukkan bagi dua orang.
Tanpa menoleh lagi, ia meninggalkanku beserta sejumlah pekerjaan yang berat untuk dilakukan; menarik ratusan undangan yang telah disebar, membatalkan segala rencana yang telah disusun matang.

Senin, 02 Oktober 2017

JATAH [ Cerpen Harian Banjarmasin Post, 01 Oktober 2017]

ilustrasi oleh Harian Banjarmasin Post

JATAH
Oleh Dian Nangin
Pur melongokkan kepalanya ke luar barisan dan mendapati bahwa antrian masih cukup panjang di depan, pun jauh mengular di belakangnya. Ia tak paham apa sebab musabab angka kematian di penghujung tahun ini cukup tinggi, entah mengapa pula mereka terpilih sebagai jiwa-jiwa yang tak diizinkan melangkah ke tahun yang baru. Sementara manusia-manusia lain masih punya waktu untuk meneruskan hidup, mereka justru terjebak dalam antrian sebelum menerima keputusan akan melangkah ke dalam surga atau mendekam di neraka.
Namun menunggu dalam antrian itu tak serta merta membuatnya bosan, sebab ada sebuah layar yang cukup lebar terpasang jauh di depan, mempertontonkan semacam rekaman kehidupan. Berbagai tingkah dan tindak-tanduk