Kamis, 21 Mei 2020

Solilokui Strukturalisme Cerita Pendek dan Kematiannya di Tangan Cerpenis [Antologi Cerpen Pemenang Lomba Menulis Tulis.me 6]


Salam literasi!
dokumentasi pribadi
Akhirnya, buku antologi ini sampai juga ke tangan saya setelah penantian yang cukup panjang! Ini adalah buku antologi pertama saya, tanpa bermaksud narsis ataupun pamer. Ya iyalah, apa juga yang hendak dipamerkan? Masih ada banyak penulis yang lebih senior dan lebih sukses dari saya, serta sudah punya puluhan buku yang diterbitkan. Tapi, biarlah buku antologi saya yang pertama ini menjadi lecut penyemangat agar saya terus berkarya lebih baik lagi. Nah, izinkan saya mengulas buku yang sederhana ini.
          Buku antologi ini berisi lima cerita pendek dari enam penulis pemenang lomba menulis yang diadakan oleh Tulis.me pada tahun 2019 lalu, dimana saya menyabet posisi kedua. Menurut saya, buku ini diterbitkan lebih sebagai dokumentasi dan kenang-kenangan, alih-alih untuk komersil. Berikut saya cantumkan nama penulis serta judul masing-masing karyanya, dengan nomor urut sesuai dengan posisi pemenang:

Kamis, 14 Mei 2020

MEMBACA PERTANDA [Cerpen Harian Rakyat Sultra, edisi Senin, 11 Mei 2020]

Harian Rakyat Sultra

MEMBACA PERTANDA
Oleh Dian Nangin
 “Bagaimana kalau seorang dari kita meninggal, Bu?” kulontarkan pertanyaan itu pada ibu dengan nada polos. Ibu beberapa kali membawaku ke rumah duka untuk melayat kerabat atau rekan kerjanya. Alih-alih bergabung dengan kawan sebaya atau asyik menjilati es krim sementara para orang tua sibuk menumpahkan tangis di ruang duka, aku justru mengamati raut setiap orang. Kuterka-terka seberapa dalam hati mereka terluka ditinggal orang yang mereka kasihi.
“Kalau mati, ya tinggal ditanam di tanah,” sahut ibuku enteng, seolah prosesinya tak ubahnya melemparkan ayam-ayam peliharaannya yang mati ke dalam sebuah lubang sedalam setengah meter lalu menutupnya kembali dengan tanah sembari mengumpat pada tikus atau musang yang telah menggigiti unggas-unggas itu.
Aku tak tahu apakah jawaban ketus itu dipengaruhi emosi sebab sudah beberapa kali anak-anak ayam peliharaan ibu yang baru menetas mati digigit mamalia-mamalia itu. Pupus sudah harapannya melihat anak-anak ayam yang baru menciap-ciap itu untuk tumbuh besar, hingga akhirnya tiba waktunya untuk bertelur dan beranak pinak atau diolah menjadi lauk.
Atau, barangkali aku masih terlalu kecil untuk menerima sebuah jawaban logis dan agamis.

Selasa, 05 Mei 2020

Proses Kreatif Penulisan Naskah ‘DUA RAHASIA’ [Salah Satu Pemenang Sayembara Menulis Cerita Anak 2020 oleh Balai Bahasa Sumatera Utara]

Salam literasi!
Banner oleh Balai Bahasa Sumatera Utara


Naskah saya yang berjudul ‘DUA RAHASIA’ menjadi satu dari lima pemenang Sayembara Menulis Cerita Anak 2020 yang diadakan oleh BBSU. Sebetulnya, naskah ini adalah gabungan dari dua tulisan saya yang sebelumnya. Yang pertama adalah sebuah cerita remaja yang saya tulis sekitar tahun 2015 dan satunya lagi adalah tulisan acak berisi pemikiran, curahan hati, dan pengalaman saya terkait budaya suku Karo. Kedua tulisan ini belum pernah saya publikasikan sebelumnya dan ketika mendengar sayembara yang diadakan BBSU, saya terpikir untuk menggabungkan kedua tulisan ini, tentu saya pun harus menyesuaikannya dengan syarat sayembaranya.