Selasa, 25 Juni 2019

BINTANG KEHIDUPAN [Cerpen Remaja, Harian Analisa, edisi Minggu 23 Juni 2019]

ilustrasi oleh Analisa

BINTANG KEHIDUPAN
Oleh Dian Nangin
            Langit malam ini sungguh gelap. Aku tak pernah benar-benar memperhatikan langit sebelumnya—kecuali pada malam jelang tahun baru karena ada pesta kembang api. Tapi malam ini,  sembari menyandarkan punggung di sofa usang di belakang rumah, mataku lekat menatap kelamnya langit yang seakan menggenapi kesedihanku. Aku sering mendengar kalimat ‘kesepian di tengah keramaian’ dan kupikir kalimat itu terlalu berlebihan. Kini tiba waktuku mengalaminya sendiri dan merasakan kebenarannya.
            Ruang depan masih dipenuhi orang sekalipun jasad ibu sudah kami antarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya sore tadi. Sebagian kerabat masih belum akan pulang hingga beberapa hari ke depan. Sebagian berkata masih ingin menemaniku dan nenek, sebagian beralasan ingin ikut dalam acara doa bersama yang akan diadakan oleh perkumpulan tetangga dan persekutuan tempat ibadah kami. Suara bincang-bincang terdengar dari arah depan, diselingi bunyi langkah kaki yang hilir mudik ke dapur entah untuk keperluan apa saja.
            Namun, untuk sesaat, aku serasa tuli.