Selasa, 24 Januari 2017

Tersesat dalam Kabut [Rakyat Sultra, Senin 23 Januari 2017]

TERSESAT DALAM KABUT
Oleh Dian Nangin
            Ingatan terakhir yang terpatri di benakku sebelum aku terjebak dalam kabut ini adalah betapa sibuknya aku mengurusi babi-babi peliharaanku. Aku sedang mencampur dedak pada pakan babi yang kutanak sebelum menumpahkannya ke palungan-palungan kosong, yang kemudian akan diserbu oleh moncong-moncong penuh liur yang tak pernah sabar.
            Aku telah terbiasa dengan kabut, sebab ia memang sering menyelimuti desa ini, menimbulkan kesan muram. Ketika aku berkutat dengan makanan babi sore itu pun, gerimis bersanding kabut baru saja usai merinai, menyisakan jalan berlumpur dan titik-titik air yang menggantung di ujung rimbun dedaunan pohon yang memadati pekarangan belakang pondokku. Pepohonan yang bila tersenggol sedikit saja akan menjatuhkan titik-titik air itu seolah hujan kembali turun. 
          Namun gugusan kabut ini terasa asing. Ia memang masih dingin sebagaimana biasanya, tapi ia seakan bernyawa. Seakan ada tarikan nafas dari hidung-hidung tak terlihat. Seolah ada tatapan yang mengekori gerak-gerikku............

Untuk membaca cerpen ini lebih lengkap, silakan kirim email ke dian_nangin23@yahoo.co.id, saya akan mengirimkannya dalam bentuk PDF.

Sekian.
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar