Selasa, 04 September 2012

Liburan = Panen Kentang Di Ladang Sendiri. Why Not??


Liburan selalu identik dengan jalan-jalan, wisata, atau apa sajalah yang berkesan menyenangkan. Meski demikian ada juga orang yang menganggap liburan berarti tidur atau bersantai sepuasnya, melepaskan rutinitas sejenak.

Nah, bagi aku liburan berarti pulang kampung.

Bagi aku secara pribadi yang setiap hari berkecimpung di kepadatan kota, melihat banyak wajah-wajah dari berbagai belahan bumi (halah!), menghadapi macet-macet jalanan dan menghirup polusi dari knalpot-knalpot yang mengeluarkan asap mengepul, atau bertapa di kamar kost sekian kali sekian meter, pulang kampung dan kembali ke ladang adalah hiburan tersendiri. Sebagai seorang anak petani, kewajibanku setiap ada moment liburan pastinya adalah membantu orang tua bekerja di ladang. Tapi tak apalah, dari ladangku juga aku bisa melihat pemandangan indah. Dari berbagai sisi aku bisa memandang gunung sinabung, melihat hamparan jajaran pegunungan sipiso-piso, dimana dibaliknya terdapat danau toba.


Selain itu, rasanya otak kembali fresh ketika melihat tanaman-tanaman hijau yang menghampar luas.
Gambar di samping adalah foto saya bersama ibu di tengah-tengah tanaman kentangnya. Itu di ambil beberapa bulan lalu, ketika tanaman kentangnya sedang subur-suburnya. Aku tak pernah bosan mengelilinginya sambil sesekali mencabut rumput yang terlihat di antara batang-batang kentangnya. Kentang adalah tanaman tahunan orang tuaku, mungkin juga tanaman favorit.


Nah, masa-masa panen kentang diatas bertepatan sekali dengan moment liburan panjang akhir semester sekaligus libur lebaran tahun ini tadi. Beruntung sekali aku masih bisa ikut membongkar kentang dari gundukan tanah, dan merasa surprise melihat buahnya yang besar-besar.

Panen…panen…panen….
Cangkul sana, cangkul sini.
Cacing-cacing menggeliat. Huek...! Aku sedikit geli dan jijik melihat binatang tanah yang satu ini. Apalagi dari gundukan tanah bekas menanam kentang, cacingnya besar-besar. Panjangnya bisa mencapai satu jengkal, sebesar kelingking orang dewasa. 

 Dari setiap tiga lereng kentang, buahnya dikumpulkan dan disatukan di satu lereng saja.
Memang sedikit lelah, tapi rasanya sangat excited memanen hasil tanaman dari ladang sendiri. Melihat buah-buah kentang itu, rasanya aku tak sabar untuk mengolahnya.

Apakah para readers tahu apa-apa saja makanan yang diolah dari kentang?
Banyak sekali. Kentang bisa diolah menjadi keripik, perkedel, donat kentang, menjadi bahan campuran membuat rendang, bisa digulai dan masih banyak lagi.

Ini adalah foto adikku yang bungsu, yang memamerkan kentang favoritnya. Ia memang senang sekali mendapati buah yang sangat banyak dan besar dalam satu batang hingga ia tak rela merontokkan kentang-kentang itu dari akarnya.

Nah, bagi anda-anda yang sangat menggemari makanan berbahan dasar kentang, apakah anda pernah melihat buah kentang  secara langsung? Ataukah anda hanya terima siap saji, kentang goreng di restoran fast food, KFC misalnya….?!

Ketika suatu kali anda berbelanja kentang di pasar tradisional atau di pusat perbelanjaan, misalnya Carrefour, sambil memilah-milah kentang, pernahkah anda terpikir  bagaimana bentuk dan rupa tanaman kentang? Pertanyaan saya ini terlepas bagi para readers yang petani kentang, ya….                                     

Nah, ada baiknya memang setiap liburan anda menyisihkan waktu untuk ber’agrowisata. Anda bisa belajar sambil liburan, mengenal lebih banyak tanaman sayur dan buah-buahan. Ketika liburan pun, anda tidak sekedar menghabiskan uang, tapi sekalian mendapat pengetahuan, tidak ada ruginya kan…??





Tidak ada komentar:

Posting Komentar