Rabu, 12 September 2012

Pikun atau Budek?

Ada beberapa kejadian lucu yang menandakan dunia semakin tua, demikian juga orang-orangnya.
Here we go:

Beberapa waktu lalu, aku, adik ( @mawarnangin) dan seorang keponakan  (@dameriamanik) yang seumuran denganku pergi ke sebuah pasar tradisional di daerah Medan/Padang Bulan untuk berbelanja keperluan ospek sang adik. Setelah wara-wiri sambil menenteng kantong plastik, kami tinggal mencari satu bahan lagi, yaitu kerupuk rangginang, kerupuk yang terbuat dari nasi yang diolah dan dikeringkan sedemikian rupa, hingga ketika di goreng, ia akan mengembang. Kami hampir menyerah setelah menyambangi kios-kios dan terkahir sebelum kami pulang, kami berhenti di sebuah kios yang menjual bahan makanan. Besar harapan kami akan menemukan rangginang di sana.

Kepada seorang nenek yang tampak sebagai penjual (kira-kira umur 50 tahunan), keponakan bertanya.
"Nek, ada kerupuk rangginang?"
Si nenek mendekati kami sambil menengadahkan telinganya "kurang kencang ngomongnya, nak, aku udah tidak mendengar dengan jelas...!"
Adik dan keponakan kompak berteriak," Rangginang ada, nek?"
Aku hanya menahan tawa, suara mereka begitu kerasa sampai terdengar ke beberapa kios sebelah.
Kami kira si nenek sudah mendengar, tapi ternyata... "Oooh, coba tanya sama penjual sirih sana, nak," katanya dengan polosnya.

Gubrak!!! Kami saling berpandangan, kemudian segera kabur sambil tertawa. Apa hubungannya rangginang dengan sirih? Ooohh, mungkin rangginang ditelinganya terdengar sebagai pinang!!! Pantesan....

Kedua, ketika suatu sore, aku dan keponakan berbelanja di Pasar Ramayana Pringgan Medan. Sudah hampir gelap hingga tampak beberapa penjual mengemasi barangnya. Kami ingin membeli tahu.
Kami mendatangi sebuah tenda yang biasanya menjual tahu dan tempe.
"Pak, tahunya masih ada?"
Seorang bapak di belakang meja jualan menjawab," Apa nak? Kangkung?"
Hampir meledak tawa kami. Seorang abang-abang penjual kelapa parut sebelah tendanya malah sudah tertawa keras.
"TAHU, PAK...!" ujar keponakan dengan keras.
Bapak itu terlihat malu sendiri," Oh, sudah habis..."
Kami segera berbalik arah dan tertawa terpingkal-pingkal, sampai sakit perut. Bagaimana kata 'tahu' dan 'kangkung' memiliki kaitan? Bunyinya saja jauh berbeda...
Kalau rangginang, bolehlah sang nenek salah dengar menjadi pinang, dengan kesamaan 'nang' dibelakang kat-katanya....

Dan yang paling parah adalah kasus salah dengar sang ponakanku sendiri. 
Kami sedang bercanda di tempat kost'an. Adik dan ponakanku bergantian mengejekku, dan aku tiba-tiba nyeletuk,
"Kepala lo gue pitakkk...."
Tanpa terduga, si ponakan mengulang kata-kataku, tapi dengan kata-kata," Apa? Bapak Nego???
Gubrakk...!!
Gubrak...!!
Gak nyambung bangeettt!!!
Gak tua, gak muda, sama-sama pikun, sama-sama budeg......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar